Beberapa kasus
pelanggaran Etika Profesi di bidang Industri. Berikut penjelasannya.
1.
Sebuah industri
makanan di Jakarta, memproduksi jajanan makanan sekolah, makanan tersebut
mengunakan pewarna agar menarik anak-anak, namuan pewarna makanan yang asli
warnanya tidak begitu menarik dan mahal. Pembuat makanan tersebut melakukan hal
nakal dengan menganti pewarna makanan tersebut dengan pewarna baju atau rodamin
B. Hal itu dilakukan karena pewarna baju lebih menarik warnanya dan harganya
lebih murah. Pembuat makanan tersebut padahal tau bahaya dari pewarna tersebut,
yaitu dalam jangka pendek dapat menyebabkan keracunan dan dalam jangka panjang dapat
menyebabakan penyakit kanker. Namun, walapun sudah mengetahui hal tersebut dia
tetap mencampurkan zat berbahaya tersebut kedalam jajanan anak-anak tersebut.
Etika profesi tidak digunakan sama sekali oleh mereka, karen mereka sudah tidak
bertanggung jawab terhadap pekerjaan yang dia lakukan dan tidak meperdulikan
kesehatan anak-anak.
2.
Jaman yang
semakin berkembang pesat dengan IPTEK yang semakin berkembang, mengakibatkan
semakin banyak pula pembangunan dimana-mana. Namun makin banyaknya pembangunan
orang-orang yang bekerja dibidang keteknikan tersebut jadi semakin serakah
menggunakan lahan. Tanaman dan pohon-pohon besar yang menjadi jatung kota
dibabat habis demi kepentingan pembangunan. Dampak yang ditimbukan akibat
pelanggaran tersebut adalah lingkungan jadi gersang dan panas, tidak ada
keseimbangan oksigen akibat pohon-pohon ditebang dan makin banyak polusi, dan
mengakibatkan banjir.
3.
Seorang yang
bekerja di bagian QC tersebut melakukan hal yang dianggap tidak baik, yaitu
dengan meloloskan suatu produk yang sebenarnya dianggap cacat atau tidak layak.
Hal ini disebut pelanggaran etika karena di dalam diri orang tersebut tidak
ditanamkan norma-norma yang berlaku dalam etika profesi. Dampak yang
ditimbulkan adalah nama baik perusahaan tersebut akan tercoreng karena tindakan
oknum yang melakukan tindakan tersebut.
Komentar
Posting Komentar