Tari
adalah gerak tubuh secara berirama yang dilakukan di tempat dan waktu tertentu
untuk keperluan pergaulan, mengungkapkan perasaan, maksud, dan pikiran.
Bunyi-bunyian yang disebut musik pengiring tari mengatur gerakan penari dan
memperkuat maksud yang ingin disampaikan. Gerakan tari berbeda dari gerakan
sehari-hari seperti berlari, berjalan, atau bersenam. Menurut jenisnya, tari
digolongkan menjadi tari rakyat, tari klasik, dan tari kreasi baru.
- Sejarah Tari Merak dan Keunikannya
Tari Merak merupakan salah satu
ragam tarian kreasi baru yang mengekspresikan kehidupan binatang, yaitu burung
merak. Tata cara dan geraknya diambil dari kehidupan merak yang diangkat ke
pentas oleh Seniman Sunda Raden Tjetje Somantri pada tahun 1950. Raden Tjetje
Somantri adalah seorang pelopor Tari Kreasi Jawa Barat yang juga merupakan
seorang yang mendirikan Badan Kebudayaan Djawa Barat (BKDB) dan Badan
Kebudayaan Indonesia (BKI). Raden Tjetje Somantri lahir di Bandung pada tahun
1891 dari ibu Nyi Raden Siti Munigar, gadis ningrat asal kota Bandung, serta
ayahnya bernama Raden Somantri. Dalam Sejarah Tari Merak Jawa Barat telah
mengalami perubahan dari gerakan yang diciptakan oleh Raden Tjetje Somantri
dengan adanya perubahan kareografi yang dibuat oleh Dra. Irawati Durban Arjon.
Tari Merak merupakan seni Tarian
Tradisional yang berasal dari daerah Jawa Barat. Tari Merak mengkisahkan
tentang burung merak yang memperlihatkan keindahan bulu ekornya yang panjang
dan berwarna-warni untuk mencuri perhatian sang betina. Merak yaitu binatang
sebesar ayam, bulunya halus dan dikepalanya memiliki seperti mahkota. Karena
keindahan bulu ekornya yang panjang dan berwarna-warni inilah membuat R. Tjetje
Somantri tertarik kepada hewan merak ini dan dijadikanlah gerakan tarian yaitu
Tari Merak.
Dalam pertunjukan, keunikan Tari
Merak ini terlihat dari ciri khas kostumnya yang berwarna-warni dengan motif seperti
bulu merak. Kain dan bajunya menggambarkan bentuk dan warna bulu-bulu merak;
hijau biru dan hitam. Konon, warna itu menggambarkan pesona warna dari burung
merak. Dan mahkota yang berhiaskan kepala merak yang disebut singer akan
bergoyang-goyang setiap penari menggerakan kepalanya. Untuk menambahkan kesan
menarik, para penari mengenakan selendang yang senada dengan kostumnya yang dipenuhi
dengan payet. Selendang itu terikat pada pinggang penari. Sehingga melukiskan
sayap atau ekor merak yang sedang dikembangkan. Gambaran merak akan terlihat
jelas dengan memakai mahkota yang dipasang di kepala setiap penarinya.
Tarian ini biasanya ditarikan
berbarengan, biasanya tiga penari atau bisa juga lebih yang masing-masing
memiliki fungsi sebagai wanita dan laki-lakinya. Iringan lagu gendingnya yaitu
lagu Macan Ucul biasanya. Dalam adegan gerakan tertentu terkadang waditra
bonang dipukul di bagian kayunya yang sangat keras sampai terdengar kencang,
itu merupakan bagian gerakan sepasang merak yang sedang bermesraan. Dengan
diiringi seperangkat alat musik gamelan Sunda, pertunjukan Tari merak dimulai.
Gerakan lemah gemulai dari seorang penari Merak menjadikan ciri khas tersendiri
dari pertunjukan Tari Merak. Sesekali mereka menampilkan gerakan layaknya
seekor burung yang sedang melompat. Gerakan Tari Merak semakin terkesan
mempesona ketika penari Merak menari sambil membentangkan sepasang sayap yang
penuh warna. Dari awal hingga akhir
pertunjukan, penari Merak memainkan gerakan
yang menggambarkan keanggunan, keindahan dan kelincahan seekor burung
Merak.
Gerakan merak yang anggun dan
mempesona terlihat dari gerakan Tari Merak yang penuh dengan keceriaan dan
keanggunan. Sehingga tak heran kalau Tari Merak sering digunakan untuk
menyambut atau persembahan pengantin Pria atau sebagai Hiburan untuk tamu dalam
sebuah acara Pernikahan. Selain itu Tari Merak ini sering sekali ditampilkan
dalam acara-acara baik yang bertaraf Nasional maupun Internasional karena
keindahan dari gerakan Tari Merak tersebut.
Dari sekian banyaknya tarian yang
diciptakan oleh Raden Tjetje Somantri, mungkin Tari Merak ini merupakan tari
Tradisional yang terkenal di Indonesia dan luar Negeri. Dan tidak heran jika
seniman asal Bali diantaranya mahasiswa ASKI Denpasar menciptakan Tari Manuk
Rawa yang konsep dan gerakannya hampir sama dengan Tari Merak.
Dan hingga saat ini Tari Merak masih berkembang.
Kita sebagai warga negara Indonesia harus terus mengembangkan dan memberitahu
kepada dunia bahwa Indonesia mempunyai banyak budaya.
Terimakasih.
Nama : Tia Tryoctiani Lestari
NPM : 38413883
Kelas : 1ID08

Komentar
Posting Komentar